Analisa Potensi Energi Surya untuk Energi Listrik Banda Aceh dan Sekitarnya
pada 8:22 PM
Ahmad Syuhada, Jurnal Teknik Mesin Unsyiah, volume 7, nomor 1 (Juni 2019) ISSN 2301-8224
Ahmad Syuhada, Zahrul Fuadi, Bayu Alif Satari
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111, Indonesia
e-mail: bayualifsatari@gmail.com
Abstract
Electrical energy crisis has become a common problem in Indonesia. Particularly Banda Aceh and surrounding areas, the impact of this phenomenon was a direct impact on the activities of the community. In general, Indonesia has a tropical climate that is potentially going to optimal utilization of solar energy. Particularly Banda Aceh and the surrounding in general have a geographical location in the coastal areas, which have the potential of solar energy potential. This study aims to analyze the potential value and also the effectiveness of solar energy, then analyze the electrical power generated by the solar cell in Banda Aceh and its surroundings. To determine the value of the potential of solar energy begins to measure and collect the value of the intensity of the sun. In case this is done by using the solar cell by measuring the intensity of the sun, current, voltage and temperature. This research was supported by the data collecting solar intensity value for 2 months at three different points, namely in Thermal Engineering Laboratory, BMKG Blang Bintang and SMK PPN Saree. This study degan manifold uses polycrystalline silicon solar cell with an area of 0.715 m2 solar intensity values obtained on October 27, 2016 amounted to 596 Watt / m2, and the output power of electricity by an average of 52.27 Watt. In October 28, 2016 the average light intensity of 475 Watts/ m^2 dan electric power output by an average of 31.37 Watt. In October 31, 2016 the average light intensity of 330 Watts / m^2, and the output power of electricity by an average of 30.77 Watt. In 1 November 2016 the average light intensity of 686 Watts / m^2, and the output power of electricity by an average of 50.93 Watt. In 2 November 2016 the average light intensity of 675 Watts / m^2, and the output power of electricity by an average of 49.84 Watt.
Keywords: Solar Energy, Solar Intensity, Solar Cell, Electrical Output Power.
1. Pendahuluan
Masalah energi listrik umumnya di Indonesia saat ini cukup rumit, hal ini ditandai dengan sering terjadinya pemadaman bergilir seperti halnya di Provinsi Aceh Khususnya Kota Banda Aceh. Hali ini
di tunjukkan oleh peningkatan permintaan energi sampai 2020 yang diperkirakan akan terus meningkat sampai 6,5% setiap tahunnya [1]. Dengan ini pemerintah mengeluarkan kebijakan pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional [2].
Efek dari pemadaman listrik ini sendiri sangat berdampak langsung kepada aktifitas masyarakat. Salah satu contohnya terganggunya proses belajar mengajar pada siswa maupun mahsiswa, terhambatnya aktifitas pertanian oleh petani, sampai terganggunya produksi pabrik dalam skala kecil maupun besar. Diperlukan usaha–usaha untuk mencari sumber alternatif lain dengan tetap mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan juga lingkungan Seperti halnya energi surya. Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup potensial. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5kWh/m2 per hari dengan variasi bulanan sekitar 10%, dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1kWh/m2 perhari dengan variasi perbulan sekitar 9% [3].
Untuk itu pemanfaatan dari potensi energi surya ini sangat dibutuhkan, sebagai energi terbarukan yang sangat potensial dikarenakan letak geografis Banda Aceh di daerah pesisir. Mengacu pada kebijakan pemerintah dalam Perpres ini disebutkan kontribusi EBT dalam hal ini energi surya mencapai 5%. dengan kebutuhan energy listrik Banda Aceh dan Aceh Besar sebesar 115,9 MW [4]. Maka pemanfaatan energi terbarukan dalam hal ini energi surya memiliki kedudukan sebesar 5,79 MW yang harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Banda Aceh dan sekitarnya. Energi matahari dapat dimanfaatkan untuk sistem pembangkit listrik tenaga surya, yang juga nantinya
akan di kombinasikan menjadi energi alternatif antara sumber energi surya dan energi listrik dari penyedia utama (PLN) . Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah sistem pembangkit listrik yang dimanfaatkan dibelahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, pembangkit energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi masyarakat di Banda Aceh dan sekitarnya saat ini dalam jangka waktu yang lebih lama dan juga ramah lingkungan.
2. Tinjauan pustaka
2.1. Radiasi Matahari
Matahari adalah sebuah bulatan gas panas yang memiliki diameter 1,39 × 10^9 dan berjarak sekitar 1,5 × 10^11 m dari bumi. Matahari dianggap sebagai sebuah benda hitam yang memiliki suhu 5762 K. Suhu di pusat adalah 8 × 10^6 K sampai 40 × 10^6 K dan memiliki densitas 100 kali dari air [7].
Energi matahari sampai ke bumi dalam bentuk cahaya dan sinar ultraviolet. Dari seluruh jumlah radiasi matahari yang menuju permukaan bumi. Sepertiganya dipantulkan kembali ke ruang angkasa
oleh atmosfer dan permukaan bumi. Pemantulan radiasi oleh atmosfer terjadi karena adanya awan dan partikel yang disebut aerosol. Dua per tiga radiasi yang tidak dipantulkan, Sebahagian radiasi gelombang pendek yang dipancarkan oleh bumi diserap oleh gas – gas tertentu di dalam atmosfer dan
sisanya diteruskan ke permukaan bumi [8].
2.2. Solar Cell
Solar cell atau yang sering disebut juga (fotovoltaik) adalah elemen aktif (semikonduktor) yang memanfaatkan efek fotovoltaik untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik secara langsung menjadi energi listrik DC (arus searah) dengan menggunakan kristal Si (silicon) tanpa penggunaan dari bagian-bagian mekanis yang bergerak dan tanpa penggunaan bahan bakar [9].
2.3. Perhitungan Daya
Untuk besarnya daya pada solar cell (Pout) yang dihasilkan oleh sel Fotovoltaik dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut [11]:
Pout = Voc x Isc x FF (1)
Dimana:
Pout = Daya yang dibangkitkan panel (Watt)
Voc = Tegangan rangkaian terbuka panel (Volt)
Isc = Arus hubung singkat panel (Ampere)
FF = Fill Faktor
Fill factor didefinisikan sebagai rasio daya maksimum Fotovoltaik terhadap hasil kali Voc dan Isc. Fill factor juga merupakan ukuran besarnya deviasi karakteristik I-V terhadap kurva ideal dioda. Nilai Fill faktor ini umumnya sebesar 0,75-0,99.
Nilai FF dapat diperoleh dari rumus:
FF = V .I / Voc . Isc (2)
Adapun menurut Volker Quasching, daya fotovoltaik
input (Pin) dengan persamaan [8]:
Pin = Ir x A (3)
Dimana
Pin = Daya input radiasi matahari (Watt)
Ir = Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)
A = Luas area permukaan fotovoltaik module (m2)
2.4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah suatu teknologi pembangkit listrik yang mengkonversi energi foton dari radiasi matahari menjadi energi listrik. Konversi ini dilakukan pada panel surya yang terdiri dari sel – sel fotovoltaik. Sel–sel ini merupakan lapisan–lapisan tipis dari silicon (Si) murni atau bahan semikonduktor lainnya yang diproses sedemikian rupa, sehingga apabila bahan tersebut mendapat energi foton akan mengeksitasi electron dari ikatan atomnya menjadi electron yang bergerak bebas, dan pada akhirnya akan mengeluarkan tegangan listrik arus searah [11].
A. Komponen – Komponen Utama PLTS
Terdapat berbagai komponen Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai berikut :
- Solar Panel
- Charge Controller
- Inverter
- Baterai
3. Metode Penelitian
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data percobaan ini direncanakan di halaman Laboratorium Rekayasa Termal Jurusan Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala, BMKG Blang Bintang, dan juga SMK PPN Saree. Sedangkan waktu penelitian dan data yang di butuhkan dimulai dari bulan September hingga bulan Desember.
3.2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah daya keluaran (watt) yang dihasilkan oleh nilai intensitas matahari (Watt/m^2).
3.3. Peralatan Penelitian.
Peralatan yang digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut:
- Panel Surya jenis Polycrystalline silicon dengan spesifikasi, Daya : 80 watt, tegangan maksimum: 42 V dan arus maksimum: 4 A dengan luas penampang 0,715 m2.
- Baterai dengan spesifikasi, Kapasitas: 50 Ah, tegangan 12 V.
- Inverter dengan spesifikasi, kapasitas: maksimum 500 Watt, 11- 13 VDC dan 200-230 VAC.
- Charger controler dengan spesifikasi, boost charge : 14,5 V, Low voltage disconnect: 11,6 V, dengan rated input 12 VDC/10A dan rated output 12VDC/10A.
- PC Laptop ASUS, Intel inside Core i5, RAM 4
- GB dengan OS (Operating System) Windows 7
- Ultimate 64-bit.
3.4. Prosedur Penelitian
- Melakukan studi literatur dan menentukan parameter yang akan di gunakan yang bersumber dari buku, jurnal, dan internet.
- Perakitan sistem sel surya.
- Melakukan pengujian dan pengumpulan data yang dibutuhkan, adapun sumber data yang di perlukan adalah data priemer
- Melakukan analisa data intensitas cahaya matahari dan daya keluaran yang dihasilkan
- panel surya.
- Memasukkan data dan membuat kurva potensi energi surya untuk energi listrik di Banda Aceh dan sekitarnya.
3.5. Alat Ukur Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa alat ukur yang
digunakan yaitu
- Lux meter, untuk mengukur nilai intensitas
- matahari
- Multimeter, untuk mengukur arus dan tegangan
- solar cell
- Jam, untuk mengukur waktu
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Data hasil pengukuran
Pada proses pengambilan data diawali dengan pengambilan data intensitas cahaya matahari menggunakan alat ukur lux meter. Kemudian pengambilan nilai tegangan dan arus yang dihasilkan panel surya menggunakan multitester, dilanjutkan dengan pengambilan data kenaikan temperatur dengan menggunakan thermometer, Data di ambil pada tiga titik, yaitu halaman Laboratorium Rekayasa Termal Jurusan Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala, BMKG Blang Bintang, dan juga SMK PPN Saree. Adapun proses pengambilan data dilakukan setiap hari selama 2 bulan, diawali dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
[1]. Hasyim, A. Abdul ,R. Feri ,S.P. 2013, Pemanfaatan Solar Cell dengan PLN sebagai Energi Listrik Rumah Tinggal, Jurnal Emitor. Volume 14 , No 01.
[2]. JDI Hukum., “Peraturan Presiden Republik Indonesia”, 2006, Website: http//www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2006/5TAHU N2006 PERPRES.htm, Diakses tangal 27 November 2016.
[3]. Arif Wisuda, Rizky. 2015, Pemanfaatan Energi Surya Untuk Daya- Daya Terpakai, Tugas Akhir, Universitas Syiah Kuala.
[4]. Satu Energi., 2015, “Kondisi Kelistrikan di Aceh”, Website: http://www.satuenergi.com
/2015/11/kondisi-kelistrikan-di-aceh.html., Diakses tanggal 27 November 2016.
[5]. Kreith, F., 1994, Prinsip – prinsip Perpindahan Panas, Terjemahan Prijono, Erlangga, Jakarta.
[6]. Lakitan, B., 2004, Dasar-dasar klimatologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
[7]. Duffie, J. A., 2006, Solar Engineering of Thermal Processes. 3rd edition, Wiley & Sons.
[8]. BMKG, 2012, Buku Informasi Perubahan Iklim dan Kualitas Udara di Indonesia, Jakarta.
[9]. Buresh, M., 1983, Photovoltaic energy System Design and Installation. United States of America. McGraw Hill Book Company.
[10].Quaschning, Volker. 2005, Understanding Renewable Energy System. London, Sterling, VA: Earthscan.